Google


...Hadiri Kopdar rutin TRAVIC setiap Jum'at,mulai jam 19.00 di Taman Suropati,Menteng Jakarta Pusat...&....Latihan Futsal Setiap Rabu mulai Jam 19.30-21.00 di Taman Menteng,Jakarta Pusat.....be there...be the real TRAVICERS....

Selamat datang di TRAVIC,Anda pengunjung ke-blog counter

Untuk tampilan terbaik gunakan Mozilla Firefox


Saturday, March 29, 2008
Samsat akan Dibuka di Pusat Perbelanjaan Modern
Jakarta - RoL-- Polda Metro Jaya mengambil inisiatif untuk membuka gerai Samsat di beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta agar masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan pelayanan surat-surat kendaraan bermotor.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Djoko Susilo di Jakarta, Kamis, mengatakan, untuk tahap awal, gerai Samsat akan dibuka di Mall Taman Palem, Jakarta Barat, Mall Artha Gading, Jakarta Utara dan Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur.

"Sambil belanja di mall, masyarakat dapat memperpanjang STNK," katanya. Gerai Samsat itu akan buka mengikuti jam beroperasi mall atau pusat perbelanjaan yang ditempati termasuk tetap buka pada Sabtu, Minggu dan hari libur nasional.

"Mall kan biasanya buka mulai pagi hingga malam. Jadi masyarakat dapat ke gerai pagi, siang atau malam. Bahkan, pulang kerja sore hari pun masih dapat ke gerai Samsat," katanya. Menurut dia, dengan pembukaan gerai itu maka pelayanan kepada masyarakat akan lebih cepat dibandingkan dengan harus mengantri di kantor Samsat reguler.

Polda Metro Jaya kini terus membenahi gerai-gerai itu agar dapat langsung memberikan pelayanan begitu resmi dibuka, pekan depan. Samsat dibentuk pada era tahun 1980-an dengan surat keputusan bersama tiga menteri yakni Menhankam, Mendagri dan Menteri Keuangan.

Pelayanan di kantor Samsat melibatkan petugas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi, PT Jasa Raharja dan Polri. Gerai Samsat akan menambah berbagai terobosan Polda Metro Jaya dalam melayani administrasi kendaraan karena sebelumnya telah memiliki layanan SIM keliling dengan bus, STNK keliling dengan bus dan layanan antar jemput STNK "door to door" (dari rumah ke rumah) dengan sepeda motor.

Polda Metro Jaya juga melayani panggilan perpanjangan dan pembuatan SIM di kawasan permukiman dengan persyarakatan tertentu antara lain minimal 30 peminat, punya tanah luas untuk area untuk ujian SIM dan mendapatkan persetujuan dari Ketua RT dan RW setempat. antara/mim

Sumber : Republika Online

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Saturday, March 29, 2008 | Permalink | 0 comments
Tuesday, March 25, 2008
Segar Melibas Jalan Rusak

Lubang di jalanan pastinya diam alias tidak bergerak. Toh begitunya, lubang diam itu malah makan banyak korban dibanding lubang berjalan. Maksud, lo! Korban paling kecil, ya motor atau kuda besi ente sendiri.

Terlebih jika melihat kondisi jalan seperti sekarang. Kerusakan yang mengancam motor dan pengendaranya ini bukan cuma ada di lima wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tapi juga sudah menular sampai keluar DKI. Hiii.., jalan rusak kok menular!

Tidak perlu rasanya dibahas panjang lebar kenapa jalan bisa sampai rusak separah itu. Buat pengendara, pasti dan jelas ada beberapa poin yang mesti dicermati lebih teliti di motor. Paling tidak, jangan sampai menunggu jadwal servis berkala dilakukan. Ayo!

“Bisa jadi ada beberapa komponen mesti cepat diganti karena kondisi jalan sudah nggak normal,” ujar Boy Budi Arfiyanto, Kepala Bengkel AHASS 1000 Wahana Makmur Sejati, Jakarta.

Selanjutnya dibeberkan beberapa komponen yang mesti dicermati agar tetap segar melibas jalan rusak!





KAMPAS REM

Lho apa hubungannya jalan rusak dengan kondisi rem? Sabar, bacanya mesti dilanjut dulu baru protes. Pastinya, tingkat kemampuan rem jadi taruhan saat menghadapi jalan berlubang. Maksudnya, rem yang nggak pakem atau sudah memiliki daya ciet lemah.

Berikut juga usia komponen pengereman yang pasti akan ikut berpengaruh. Lantaran pengereman akan jadi lebih banyak dilakukan dibanding kondisi jalan normal. Khusus motor yang sudah dilengkapi cakram, cara ngeceknya ya senantiasa memantau kondisi kampas. Jika habis rata dengan alur tengah, berarti sudah saatnya diganti.





BAN DAN PELEK


Ban yang jadi korban jalan rusak berpengaruh sama profil.Kelamaan, pasti sudah nggak normal lagi. Ada bagian dari karet bundar itu bergelombang. Ini akan berpengaruh sama performance atau traksi saat menikung. Daya cengkram berkurang. Akan sangat berbahaya waktu ketemu jalan basah dan berpasir.

Selain si kulit bundar, kondisi pelek juga kudu diawasi. Itu karena lingkar roda ini memang merupakan beban kedua yang mendapat benturan setelah ban ketika melibas jalan rusak.
Khusus spoke wheel alias pelek jari-jari, pasti bakal muncul penyakit speleng. Tapi, jenis rim seperti ini jauh lebih aman dibanding palang. Beban benturan bisa dialihkan ke jari-jari. Berbanding terbalik dengan pelek palang. “Ban yang tekanan anginnya kurang, kemungkinan besar bikin pelek palang cacat. Apalagi, benturannya keras,” ujar Boy yang berkantor di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat itu.





AWAS BEARING!


Bantalan pelor alias bearing atau laher menahan dan meredam putaran pelek. Artinya benturan semakin besar akibat motor terperosok ke jalan berlubang akan merembet ke laher. Bisa dicek dengan cara menggoyang kanan-kiri ban. Seandainya spelengnya besar ada kemungkinan laher wajib segera diganti.

Kalau gejala seperti di atas dibiarkan, bearing akan rusak. Fatalnya saat motor meluncur dan bantalan pelor rusak, motor bisa terkunci mendadak. Brother diyakini bakal jungkir balik bersama motor! Awas!





BANTALAN STERING


Waktu jalan berlubang stir alias setang jadi kunci utama dalam menahan motor supaya tetap stabil. Pastinya kondisi komstir juga kudu dipantau. Minimal kondisi setelannya. Biarkan setang disetel bebas. Setang mudah bergerak ke kanan-kiri.

Seandainya pelor di rumah komstir sudah mulai sedikit peyang, mending lekas diganti. Supaya handling motor nggak ada problem dan kesulitan ketika diajak bermanuver menghindari atau menerabas lubang di jalan rusak.





SOK DEPAN-BELAKANG


Semua pabrikan menganjurkan pengecekan, perawatan, kalau perlu penggantian pelumas suspensi depan. Semakin sok ketemu benturan hebat, berarti mekanisme sokbekerja jadi lebih keras. Semakin tinggi beban kerja sok, pasti bikin oli jadi cepat panas. Nggak bisa lama-lama lagi, mesti segera diganti.

Ciri paling gampang, jadwal penggantian pelumas sokbreker harus sering dilakoni. Seandainya ada bunyi seperti suara benturan, itu tanda kemampuan pelumas sudah jauh menurun.

Waspadai juga spring atau per di peredam kejut depan. Ada standar ukuran saatnya mesti diganti. Beban besar akibat benturan jalan rusak, springdipaksa kerja keras.

“Ukuran setiap tipe motor berbeda. Batas tolerasi per turun bisa dicek. Seandainya sudah turun mesti diganti,” bilang Boy. Paling gampang jika per kanan dan kiri tinggi sebelah, saatnya yang lebih pendek diganti lebih dulu.

Buat sokbelakang memang kasuistik. Bisa bermasalah kalau motor sering bawa beban overload alias melebihi batas maksimal. Kelamaan peredam kejut belakang mati. Ciri paling gampang dideteksi, sok seperti sangat lemah ditekan ketika per dilepas.

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Niko Fiandri
Fotografer : Endro Suryono

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Tuesday, March 25, 2008 | Permalink | 0 comments
Friday, March 14, 2008
Laporan Touring TRAVIC Ke Dieng,6-9 Maret 2008

Dear Travicers,
Selamat sore dan salam sejahtera kepada semua Member, Partisipan, Penggemar serta Kawan-kawan TRAVIC dimana pun berada.

Sore hari ini kami akan berusaha semaksimal mungkin membawa seluruh pembaca laporan ini untuk merasakan dan meresapi atmosphir pengalaman Touring bersama TRAVIC yang berlangsung dari tanggal 06-09MAR2008 dengan tema : TRAVIC goes to Dieng.

Kamis, 06mar2008
Singkat kata, laporan ini kami mulai pada hari Kamis malam 06MAR08.Tidak seperti hari-hari Kamis biasanya, Kamis malam ini TRAVIC mengadakan Kopdar (yang biasanya di lakukan rutin setiap Jumat malam) mengingat hari Jumat 07MAR08 adalah hari Besar umat Hindu Nyepi, maka kami dari pengurus TRAVIC memajukan rutinitas Kopdar TRAVIC menjadi Kamis malam yang bertepatan dengan pelepasan peserta touring TRAVIC Goes to Dieng.


Seperti Kopdar rutin yang kami adakan, walau cuaca mendung suasana Kamis malam pun mulai terasa menghangat dengan berdatangannya satu-persatu baik para peserta maupun Member TRAVIC yang bersedia datang untuk sekedar kongkow-kongkow ataupun yang ingin melihat langsung persiapan serta pelepasan peserta touring TRAVIC Goes to Dieng. Ada yang berbeda dengan Kopdar TRAVIC kali ini bukan saja harinya yang berbeda, namun para TRAVICers kali ini sudah kompak mengenakan Atribut TRAVIC yang berupa Jaket...yups, Jaket baru TRAVIC yang pada tanggal 29FEB08 lalu dibagikan dan di syahkan sebagai Atribut TRAVIC. (thanks to para pengurus dan semua pihak yang sudah mensukseskan pengadaan atribut Jaket TRAVIC).

Seiring berjalannya waktu, para peserta sudah mulai memarkirkan motornya dan di screening oleh PIC touring kali ini yang tak lain dan tak bukan adalah Bro Giat.
Setelah di screening segala kelengkapan dan kesiapan touring baik dari segi Biker, Boncenger maupun motorcycle maka Forum pun di mulai tepat pada pukul 20:15 yang membahas tentang : Jaket, Forum terbuka, dan tentu saja Briefing Touring

Sebanyak 9Motor yang terdiri dari 9Bikers ditambah 4Boncenger sudah bersiap-siap untuk melaksanakan kegiatan TRAVIC dengan data sebagai Berikut :

  • Densur(TR002)
  • Pino + Vinny(TR004 & TR 005)
  • Chriss + Lucy (TR054 & TR 083)
  • Aries(Simpatisan TRAVIC)
  • Ryan + Liz (TR071 & TR067)
  • Ilham(TR086)
  • Giat + Septie(TR068 & TR014)
  • Erry(TR043)
  • Renat(TR069)

Secara seksama dan penuh konsentrasi para peserta mendengarkan semua briefing yang diberikan oleh PIC dan Road Captain yang berisi tentang rute perjalanan, lamanya perjalanan, keadaan medan sepanjang perjalaan,rest point serta tidak lupa isyarat dan kode etik selama touring.

Waktu Tamsur sudah menunjukan pukul 09:15 malam, setelah bersiap-siap dan diabadikan oleh beberapa kamera baik dari Handycam, maupun Camera pocket, maka para peserta pun mulai berbaris dengan rapi dan bersiap untuk melakukan perjalanan Touring kali ini yang salah satu misinya yakni, melihat secara langsung, memperkenalkan serta mempromosikan Objek Wisata yang berada di Wonosobo, Dieng.

Rombongan Touring pun mulai berjalan perlahan menyusuri Tamsur dan Jalur Casablanca dengan Bro Densur (TR-002) sebagai Road Captain dan di bantu oleh Bro Giat (TR-068) sebagai Safety Oficer serta Bro Erry(TR-043) sebagai Sweeper. Dengan keadaan lalulintas yang padat merayap, terlihat dari pantulan kaca spion bahwa rombongan Touring dan rekan-rekan TRAVIC yang berantusias melepas rombongan masih terus berkutat hingga arah Kalimalang. Memasuki kota Bekasi, rombongan di tambah oleh satu Biker simpatisan TRAVIC yakni Bro Surya dengan Scorpio Hitamnya. Arus lalulintas dari kota Bekasi menuju Karawang tergolong ramai lancar dengan kecepatan rata-rata rombongan 50Km/Jam.

Angin malam berhembus kencang di luar helm, tidak terasa sudah hampir 2jam rombongan berjalan melewati perbatasan kota Bekasi, Karawang dan Cikampek.Dengan kecepatan konstan 80Km/Jam rombongan berhasil menerobos masuk kota Subang walaupun permukaan jalan aspal yang berlubang dan penuh gelombang. Beberapa kilometer memasuki kota Subang rombongan disambut oleh rintik-rintik tetesan air dari langit hitam nan kelam, dan memaksa rombongan untuk berhenti di SPBU Subang sekedar untuk mengenakan jas hujan yang tentu saja sudah disiapkan sebelumnya.

Ada beberapa rombongan yang melaksanakan sholat Isya. Sekitar pukul 00:45 rombongan melanjutkan perjalanan yang ditemani oleh kegelapan malam dan rintik hujan yang kian malam kian deras. Hanya beberapa kendaraan saja yang terlihat sepajang jalan Subang menuju Majalengka cukup sepi..bahkan penerangan jalan pun sangat minim sekali, jika dilihat disekeliling jalannya, hanya ada pohon dan rumput serta hutan karet yang sangat gelap, hanya lampu dari motor kami saja yang menerangi jalanan yang licin dan basah.(kasian bwt Biker yang paling belakang....kayanya ngga berani ngintip kaca Spion, secara!!! Malem Jumat lewat Hutan hiii...ceyem).

Jumat Dini Hari 07Mar2008
Ditengah perjalanan membelah pekatnya malam di daerah perbatasan antara Subang-Majalenka, Motor MX Bro Ryan mengalami bocor ban depan (mungkin gara-gara keadaan jalan yang penuh dengan lubang dan berbukit, entah karena musim hujan or memang kwalitas aspal yang kurang bagus), sempat dibantu oleh Patroli Polisi setempat yang rencana semula Motor MX di angkut Mobil Patroli (mirip di cuplikan-cuplikan potongan scene BUSER gituh deh) tapi apalah daya kalo ternyata memang mobil Patroli di khususkan untuk manusia bukan motor he..he..tapi tak apa, Bro Ryan dengan semangatnya melanjutkan perjalanan dengan ban depan yang bocor. Nasib Boncenger (Sis Liz akhirnya pindah ke bangku lain, untuk sementara kepangkuan siDenok (motor Bro Renat) tenang ajah Liz...bocornya MX bukan gara-gara Liz kok, wong Liz kan duduknya di Jok belakang bukan di Roda depan...yah toh?? Ya eya lah!!..xi..xi..xi...

Waktu menunjukan pukul 02:00 pagi dini hari diantara hutan karet perbatasan Subang-Majalenka ternyata masih ada Tambal Ban yang menjadi harapan kami semua, walau sebelumnya Bro Ryan harus berjalan megal-megol sepanjang +- 2KM, pengerjaannya cukup cepat & rapi, sehingga rombongan pun melanjutkan perjalanan.

Cuaca yang kurang bersahabat memaksa rombongan untuk berkendara extra hati-hati diatara kelalahan setelah beraktifitas seharian, tidak beberapa lama setelah menambal Ban MX, Bro Erry yang berkendara di depan terpelanting dari Pio,(Motor Bro Erry) layaknya Kuda yang kelelahan, tiba-tiba saja siPio tiduran di atas lumpur, yang menyebabkan foot step kiri patah setelah dibantu oleh Bro Densur untuk membangunkan Bro Erry serta Pio nya beberapa detik saja berikutnya...Gubrak...!! jatuh lagi tuh siPio..ck..ck.ck..kecapean kali yeh si Pio?..patah lagi deh foot step kanan... yaa ampyun Pio Pio...

Untungnya nih.. (biasa,..orang Indonesia selalu bisa melihat sisi baiknya) Bro Surya, membawa sparepart foot step Original YAMAHA dan langsung di bongkar pasang di TKP (Tempat Kecelakaan Pio) agar rombongan bisa melanjutkan perjalanan.

Majalengka Dini hari. ..cuaca ujan, mana jalan becwek ngga ada ojwek..penuh lumpur dan berlubang diantara gelap malam dan mata yang berat terserang rasa kantuk, maka otomatis mata kami menerawang jauh mulai mencari tempat perberhentian untuk beristirahat. Waktu menunjukan pukul 03:00 dini hari..hujan mulai reda dan terlihat dari beberapa meter Hotel Pertamina (alias SPBU) lantas saja semua rombongan masuk dan langsung parkir plus kunci tambahan untuk motor-motor yang kelelahan.

Beberapa diatara peserta terlihat sangat ngantuk dan lelah, setelah melepas atribut safety gear dan jas hujan langsung terlelap tidur, sebagian justru masih berkutat di Pio (motornya Bro Erry) yang mengalami bengkok Main Lamp (Lampu utama) dan foot step kanan yang menyebabkan rem belakang tidak bisa di fungsikan, wah..wah..bisa bahaya nih kalo dibiarkan...tapi, tenang ajah, Bro Erry pasti bisa menghandle itu semua. Yah kan Bro??..

Ok Bro?? Bobo ah.

Pukul 05:00 pagi hari di Hotel Pertamina Majalengka. Matahari bersinar cerah di ufuk timur menunjukan hari baru telah menanti, kabut dingin masih mengelilingi rombongan, embun pagi pun masih melekat di atas motor-motor peserta. Namun dengan tekad dan semangat yang pantang mundur para peserta mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, setelah sebelumnya beberapa peserta sarapan bubur ayam (padahal saya sendiri ngga sarapan, maklum deh..masih sibuk sama mimpi). Cuci muka, gosok gigi, dan menyemprotkan sedikit minyak wangi agar badan segar dan tegar *halah...akhirnya rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju kota Malangbong-Ciamis-Banjar.

Perjalanan berjalan dengan lancar dan kecepatan dapat di capai pada angka 60-80Km/jam.. dengan suasana pagi hari yang cerah, udara dingin. Beberapa kali saya mencoba mengambil gambar menggunakan camera pcoket formasi TRAVIC (hasilnya bisa di liat di blogspot ya). Terdengar suara alunan keroncong dari perut yang lapar, akhirnya rombongan berhenti di RM Sate Cikijing. Setelah memesan sate daging kambing dan daging sapi, acara makan bersama pun di mulai..Bah!!.Lahap kali kao makannya ...”Maklum, Bro rumahnya jauh..he..he..(teriak salah seorang peserta).nyam..nyam..nyam..hmm...mantap

Satu jam berlalu setelah kenyang mengisi perut dan berbincang-bincang serta canda-tawa rombongan bersiap untuk melanjutkan perjalanan dimana sebelumnya Isi Bensin dulu (Biker kenyang Motor juga kenyang). Bro Erry dan Pio pun sudah sehat dan siap melanjutkan Touring.

Perbatasan Ciamis, matahari berada tepat di atas helm para peserta, udara pun mulai terasa hangat, tak terasa jarak yang sudah kami tempuh +- 300Km. Sepanjang perjalanan kami hanya berhenti utuk mengisi Bensin karena keadaan lalu lintas yang lengang dan berliku-liku (yang tidak akan pernah di temukan sehari-hari di Jakarta) membuat para peserta tergiur untuk mecicipi menikung ala Valentino Rossi di MotoGP, sekejap saja hilang rasa kantuk dan pegal selama berkendara, karena sibuk melahap tikungan-tikungan dan naik turun. Benar-benar seru, tak terasa jarum speedo meter menunjuk di angka 60Km/jam , ditambah lagi semua peserta seakan-akan menempel ketat di belakang Road Captain..wow!! keyen..!!

Siang hari di Jawa Tengah, waktu menunjukan pukul 03:00 sore SPBU Kebumen pun menjadi Transit hotel ala biker, sekedar melepas lelah dan kantuk maka langit pun menjadi atap dan rumput sebagai Alas nya (yang penting mata merem badan rebahan Cuy..). Rombongan berhenti sejenak untuk melanjutkan kembali perjalanan menuju Purworejo. Kejadian Jupiter MX Bro Ryan pun terulang kembali setelah sebelumnya di daerah Wangon sempat bocor juga (tuh kan Liz...bukan gara-gara Liz, soalnya waktu itu Liz sudah di gendong oleh Vixion Biru Bro Aries).

Purworejo menjelang Maghrib, setelah melakukan pengisian Bensin, kami berjalana beberapa ratus meter saja menuju Alun-Alun Purworejo yang mana sudah standby Handaytolan/family dari Bro Giat & Sis Septie, yakni Mas Kelly.

Berbicara tentang Bro Erry, Renat & Bro Aries, ada-ada saja dengan bikers kita ini, karena terpisah dari rombongan, maka mereka inisiatif menunggu dan menunggu di Alun-Alun Kutoarjo, bukan purworejo. (Masih bagus mereka ngga nunggu di alun-alun Sidoarjo, kelelep lumpur Lapindo dong *halah)...bwa ha..ha..ha..but, Thanks again to Mas Kely yang sudah menjemput mereka dan akhirnya bisa masuk kedalam rombongan lagi dan bersama-sama menuju rumah family Bro Giat untuk beristirahat.

Dengan di suguhi menu makan malam berupa Sayur dengan ayam goreng...hmm..Ni'mat...lalu mandi dan bersih-bersih..Ma'Nyosss...Bobo deh. (sembari siap-siap konsentrasi tutup kuping karena ada yang pasang knalpot free flow pada saat tidur he..he..he, supaya ngga penasaran, makanya next touring ikut ya...nanti juga tau sendiri siapa yg doyan ngorok).

Sabtu Pagi, 08 MAR 2008
Setelah istirahat yang lumayan sedikit cukup, beberapa peserta yang bangun pagi sudah memulai aktifitasnya yang diantara nya adalah : menjahili peserta lain (kalo yg inih biasanya cuman poto-poto org lagih tidur), cuci motor sendiri(kalo inih dimulai oleh Bro Ryan, Densur, Pino, Surya & Criss) makan nasi goreng/Mie goreng duluan( siapa yah?? jangan diposting disinih deh, takut malu orangnya) mandi pagi(biasanya weice-weice neh)nongkrong di depan tv liat gosip(kalo kaga salah inih kerjaannya Liz), cerita-cerita segar tentang lelucon, ngegosip(ngomongin oarng yang paling kenceng suara dengkurannya he..he..), dll, dsk, dkk. Deh pokoknya banyak.

Setelah sesi sarapan, packing dan foto-foto pagi hari pukul 07:30 rombongan meninggalkan rumah kediaman Family Bro Giat di daerah Purworejo, menuju Wonosobo-Agrowisata Dieng.Karena berangkat pagi hari, kondisi jalanan relatif sepi dengan medan yang berliku dan berkelok, terlihat beberapa kali para boncenger mengabadikan moment ini dengan mengambil gambar dari handycam maupun camera pocket. ok..poto sayah diatas siBongsor dong...

TRAVIC membelah jalan raya kota Jawa Tengah, melalui jalur Wonosobo dan memasuki Agrowisata Dieng tepat pada pukul 11:00. Menurut legenda setempat, Dieng (dari asal kata “Di” and “Hyang”) yang artinya kediaman para Dewa ini dibuktikan dengan letak astronomis permukaan dataran di ketinggian +- 2,095m dari permukaan laut.

Terlihat dengan jelas di sekeliling rombongan menuju ke puncak tertingi Dieng awan kabut menyelimuti kami, bagaikan salam penyambutan dari para Dewa rombongan di kelilingi hawa sejuk, dingin dan segar, serta pemandangan perbukitan dan hamparan sawah serta ladang tanaman yang indah dan sejuk dipandang mata, sejauh mata memandang kita hanya melihat keindahan alam...serasa semua penat pegal, lelah kantuk dan rasa bosan berkendara dari Jakarta-Dieng hilang seketika melihat pemandangan indah di sekeliling kami. Bahkan gumpalan awan pun dapat kami lihat dengan jelas berada di bawah kami...(benar-benar serasa di kahyangan)

Tak ayal, moment indah ini di abadikan oleh beberapa peserta touring. Perjalanan pun berlanjut hingga kami berhenti di pintu masuk Telaga Warna. Selain di selimuti oleh kabut dingin, hujan rintik-rintik pun mulai menyapa kehadiran kami walaupun saat itu langit terlihat cerah (hmm...mungkin ini penyambutan dari Dewa Hujan?? I Don't know deh).

Sebelum memasuki objek wisata telaga warna dan candi-candi Dieng, rombongan mulai menyapa para penjual makanan yang bersiap dengan tenda dan kios-kios nya, kejadian aneh tapi nyata pun terjadi disini ..
setelah perut lapar terisi oleh beberapa mie rebus instant para peserta terhentak kaget, karena jumlah yang harus dibayar untuk menebus jasa rebus mie instant 4 bungkus sebesar Rp.84.000..WOW!!...mahal bener....kok jadi lapar lagi yah setelah bayar mienya..ha..ha..ha..(jangan-jangan yang jualan Mie nya = Dewa Mabuk..*halah)

Lanjut....
Beberapa saat setelah sesi foto-foto dan membuat sedikit dokumentasi tentang keberadaan TRAVIC di Telaga Warna, rombongan pun bersiap-siap untuk memasuki area percandian, walau demikian hujan mulai mengguyur lebih lebat dan udara dingin mulai meresap menembus jaket baru TRAVIC, acara mengabadikan momentum jadi terhambat.

1 Jam menunggu hujan reda..peserta mulai diserang rasa lapar (lagih??? ya ampyun..touring kok makan mulu yah?? bisa ngos-ngosan deh motor-motor ngangkut peserta)

2 Jam menanti hujan....setelah rasa lapar terpenuhi, mulai terserang rasa kantuk (waduh!! penyakit keturunan orang melayu kali yeh..he..he..).

Akhirnya hujan pun mulai reda jam menunjukan pukul 13:45 siang. Rombongan mulai bersiap-siap melanjutkan pulang ke Jakarta melalui rute pantura (untuk menghemat waktu dan tempat, karena relatif lengang) walau udara dingin masih enggan pergi dari kami para rombongan, kami tetap harus melanjutkan perjalanan pulang.

Dieng memang terkenal dengan udara yang sejuk dan dingin, tebalnya jaket TRAVIC tak mampu menahan dinginnya tiupan hawa Dieng..ujung-ujung jari tangan serasa kaku karena dingin dan basah, ujung kaki pun menggigil..dibalik helm, terlihat wajah-wajah merinding para peserta, walau demikian semangat untuk menceritakan pengalaman TRAVIC goes to Dieng kepada sanak sodara dan keluarga di rumah begitu membara, hingga cuaca hujan dingin dan kabut pun bukan suatu alasan untuk menghentikan perjalanan kami.

Medan berat berbukit dan menukik pun menjadi lahapan rombongan, rute yang kami ambil adalah Dieng-Batang-Pantura. Di daerah Batang, semua lintasan yang belum pernah kami rasakan di Jakarta menjadi santapan yang harus di telan oleh ban motor kami. (untungnya siBongsor udah disiapkan untuk menghadapi segala medan berat apapun jiye...). Beberpa Kilometer jauhnya roda motor kami harus di paksa menerobos jalanan yang benar-benar susah untuk di lalui,(untungnya para TRAVICers inih jago dalam hal skill dan handling motor) batu-batu kali yang besar yang seharusnya menjadi pijakan penahan aspal permukaan jalan harus di lewati langsung, mengingat jalanan yang sedemikan rusak parah.(entah karena cuaca or pemerintah setempat jarang melewati jalur ini) kami lihat sekeliling kami hanya hutan dan jurang.

Satria mencium batu jalanan..
Terlihat motor Bro Criss dan boncengernya Lucy, yang saat itu mengendarai Satria F150nya, harus menyerah pasrah mencium batu jalanan pada saat menuruni bukit penuh berbatu yang menyebabkan sedikit memar dan baret baik bagi biker,boncenger hingga motornya sekalipun. Setelah dibantu oleh Bro Erry, Giat serta Bro Surya. perjalanan pun berlanjut.

Jam menunjukan pukul 17:45
Rombongan masih membelah gunung di daerah Batang, hujan tetap setia menemani roda berputar motor kami, karena permukaan jalan yang rusak berat dan licin, rombongan dipaksa untuk melaju di kecepatan maksimal 40Km/Jam. Langit mulai gelap, Adzan maghrib sayup-sayup terdengar dari kejauhan sekeliling kami masih saja hutan dan jurang...apakah kami berada di beda Dimensi?? apakah di Gunung ini Presidennya Petruk sang juragan Tumaritis?? entahlah..yang pasti rombongan berada di tengah-tengah hutan antah berantah.

Dari kejauhan terlihat samar-samar lampu jalanan dan lampu dari rumah penduduk setempat. Semakin dekat semakin jelas bahwa kami memang menuju ke jalan yang benar. Syukurlah..ternyata kami masih di negara Indonesia tercinta ini.

Setelah bergelut dengan permukaan jalan yang rusak, rasa lelah dan lapar pun mulai menggelayuti badan para peserta, hingga akhirnya RC mengambil keputusan untuk berisitirahat sejenak di rumah makan yang lumayan bagus dan luas serta kebetulan sekali sepi dari pengunjung lain.

Beberapa kali senda gurau dan canda tawa menjadi bumbu di sela-sela tempat makan yang mengusung tema rumah makan ala jawa kuno dengan dekorasi mayoritas dari bahan bambu dan kayu. Kalau saja seandainya tempat makan seperti ini ada di daerah Jakarta, sepertinya cocok nih, jadi sekretriat TRAVIC *halah..ngayal.

Setelah mencharge isi perut, tenaga dan bantere HP/Camera rombongan pun berlanjut menuju arah pantura..tak berapa lama dari Batang rombongan memasuki jalur Pantura yang terkenal dengan jalur cepat. Malam hari melalui Pantura adalah tantangan tersendiri, selain harus menjauhi serta melewati roda-roda besar (Bus & Truck) rombongan pun harus extra konsentrasi untuk menghindari lubang-lubang besar yang siap-siap menerkam motor kami.

Pekalongan Kota Batik.
Tanda selamat datang dan selamat tinggal kota pun terlihat begitu cepat terlewati..sempat beberapa kali mengintip jarum speedometer = 120Km/jam..sadap...High speed touring nih.

Tanpa sadar para rombongan menghabiskan malam minggunya di atas motor menuju Jakarta he..he..

Pemalang malam hari, rombongan berhenti sejenak untuk membantu Bro Giat dengan Bajaj Pulsarnya (si Negro) yang ternyata braket pemegang GIVI console nya patah dan terpaksa harus dipindahkan sementara gembolan, barang bawaan serta alat2 make up Giat & Septie ke rekan-rekan yang lain. Tenang Bro..siBongsor masih muat..

Minggu dini hari 09MAR2008
Tegal jam 12:00 dini hari. Tragedi Erry II,lengan ayun belakang Scorpio Merahnya patah, (wah..no commenct dulu deh untuk penyebabnya..xii.xii.xii) yang pasti sempat membuat kaget para peserta laen, secara..! jalan penuh lubang, debu dan banyak sekali truck yang harus dipaksa berhenti sejenak untuk mengangkat siPio merah (bayangkan!! harus di angkat untuk memindahkan siPio merah ck..ck..ck.).

Akhirnya, dengan keputusan bersama, para boncenger dan beberapa bikers di ajak ke Hotel Pertamina terdekat untuk bersitirahat, sementara Saya, Kang Surya, Bro Erry, Bro Renat dan Criss + Lucy yang mencoba memberikan P3K (Pertolongan Peserta touring Pada Kerusakan).Karena jam yang sudah malam, maka bengkel dan tukang bubut pun pastinya sudah terlelap di buaian mimpi, pada akhirnya untuk sementara swing arm blakang Pio di ganjal (halah bahasanya) mengunakan balok kayu berukuran kecil agar bisa di naiki hingga Pom bensin dimana para peserta lain sudah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Pada saat ini Pio Merah di bawa oleh Kang Surya sebagi jokinya, mengingat Kang surya paling sedikit berat badannya (he..he..mudah-mudahan ngga ada yang tersinggung ya). Setelah sampai di Hotel Pertamina Tegal, rombongan pun langsung istirahat dengan sebelumnya meminta izin kepada pihak SPBU tersebut.

Minggu Pagi,
Hari libur ini para peserta touring bangun pagi dan bersiap-siap untuk membenahi diri, ada yang langsung mandi, ada pula langsung makan, ada yang langsung bengong, ada juga yang langsung becanda-canda bahkan langsung tidur lagi..ck..ck..ck ada-ada ajah kelakuan nya.

Sembari menunggu jam buka bengkel kami mencoba menghimpun tenaga sebanyak-banyaknya dan tetep..foto-foto he..he..

Pukul 11:00 siang hari, kota Tegal terasa sangat cerah minggu itu, beberapa motor yang ke Bengkel sudah kembali dan sudah dalam keadaan fit siap pulang. Setelah mengucapkan terima kasih dan memberi sedikit tips kepada pihak SPBU Pertamina, rombongan pun melanjutkan perjalanan pulang melalui Jalur Pantura-Karawang-Bekasi-Jakarta.

Selama perjalanan pulang menelusuri jalur Pantura yang penuh lubang, rombongan bergerak teratur di kecepatan 100-120 Km/Jam nonstop..hii...

Memasuki kota Karawang kira-kira pukul 16:00 lagi..hujan rintik-rintik mengguyur seluruh tubuh dan motor ini.

Kota Karawang = goyang Karawang.
Goyang bukan sembarang goyang, lagi-lagi para peserta rombongan touring harus bisa bergoyang di karawang, karena dipaksa untuk mengindari lubang menganga yang siap memangsa siap saja yang tidak siap menghindar.ck..ck..ck.. ternyata lebih parah dan lebih serem melihat lubang menganga dibanding jalan dingn dan licin di Dieng.

Peserta sedikit tercecer karena menghindari lubang di kota Karawang, yang menyebabkan Bro Giat+Septie serta Bro Ariss+Liz terpisah dari rombongan dan menginformasikan via SMS langsung ke arah pulang Jakarta, sedangkan rombongan berhenti sejenak di rumah makan padang Stadion di Kota bekasi (wuih...makan lagi nih..keliatan deh di foto-foto siapa yang paling sumringah liat menu makanan lengkap kap kap he..he..).

Akhirnya setelah kenyang dan foto-foto untuk perpisahan, rombongan pun saling berjaba tangan erat ala Biker dan mengucapkan terima kasih & berpisah untuk berjumpa & ber touring kembali.lalu masing-masing dari kami berpencar menuju rumah masing-masing.

SiBongsor pun masuk kandang di daerah ciGanjur pada pukul 22:00malam dan saya pun disambut mesra oleh senyuman dan peluk hangat Ny.Densur.tak berapa lama pun masuk pesan pendek dari HP yang menyatakan seluruh peserta telah sampai dengan selamat di rumah tujuan masing-masing.

Adapun suksesnya kegiatan Touring ini tidak lepas berkat semua pihak yang telah membantu secara moral maupun materi Tak lupa ucapan terima kasih saya ucapkan kepada :

  • Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, atas segala karunia NYA yang melindungi seluruh rombongan hingga selamat samapi tujuan tanpa kurang satu apapun
  • Para PIC dan petugas Touring kali ini:
  • Bro Giat, yang sudah ngebangunin saya pagi-pagi cuman untuk nutup kuping & lanjut bobo lagi.he..he...Peace Bro!!
  • Bro Erry, yang dengan sigapnya membuka dan memberikan jalan kepada rombongan bahkan jika harus menunjuk-nunjuk mobil lain yang ugal-ugalan he..he..Lock & Loll beibeh.
  • Para peserta yang sudah mematuhi dan melaksanakan seluruh kegiatan touring kali ini:
  • Bro Pino, yang masih kcapean karena tidak biasa naek motor 500 Km lebih nonstop.
  • Sis Vinny nanti kalo jaket barunya udah beres di revisi, jangan kapok touring ama kita-kita lagi ya..
  • Bro Criss, yang sudah bantu-bantu sebagai mekanik darurat selama perjalanan..mantaff Bro
  • Sis Lucy gimanah Luc?? seneng kan jalan-jalan ama TRAVIC..
  • Bro Aries, thanks ya udah mo ngangkut Liz & membantu selama touring.
  • Bro Ryan 3x bocor bukan berarti menyerah kan Bro..he..he..
  • Sis Liz yang udah pindah pindah bangku jok, udah kaya anak Sekolahan ajah pindah-pindah..ha.ha..(btw, ngga takut lagi kan dibawa lari 120Km/Jam)
  • Bro Ilham, Bro yang satu ini mirip karakter Lupus..stiap berhenti mulutnya tidak pernah nganggur, tapi bukan ngunyah permen sih melainkan niup-niup asep rokok.
  • Sis Septie, yang udah sabar rumah sodaranya di Purworejo di acak-acak peserta.
  • Bro Renat hmm.. hmm..??..You Are What You Ride, Bro.
  • Kang Surya, ini orang udah terbiasa touring, jadi perlengkapan yang dibawa simple namun bermanfaat.
  • Mas Kelly, yang sudah mengantar jemput rombongan dari Purworejo sampe Wonosobo.
  • Bro Nana, Heri, Ray, Sis Fara dan semua teman-teman yang memantau selama perjalanan.
  • Sis Aivana, yang masih kurang FIT tetapi tetap memberikan ijin & doa kepada suaminya ikut touring.
  • Semua kawan-kawan dan member TRAVIC yang sudah mendoakan dan melepas perjalanan rombongan hingga kembali sampai tujuan.
  • Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Demikianlan kiranya laporan Touring ini semoga bermanfaat untuk semua, mohon maaf jika ada kata-kata or tulisan yang menyinggug atau kurang berkenan di hati pembaca.Karena segala kesalahan datangnya dari kami sebagai manusia biasa, dan segala yang benar datangnya dari Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.

Untuk foto-foto selama Touring dapat dilihat di FOTO-FOTO TOURING DIENG

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih,
Selamat sore selamt beraktifitas kembali.

Salam TRAVIC,
Densur (TR 002) - Ketua TRAVIC

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Friday, March 14, 2008 | Permalink | 2 comments
Saturday, March 01, 2008
Cuci Mika Kaca Helm
Sering berkendara kala hujan, mika kaca helm sudah pasti jadi lebih cepat kotor. Belum lagi mika spidometer dan lampu yang juga ikut dapat bagian kecipratan sisa air hujan bercampur debu. Jika tidak segera dibersihkan, bukan cuma enggak sedap dipandang, tapi juga mengganggu.

Hanya saja masalahnya, para pengguna motor kerap salah paham saat melakukan proses pembersihan. Seperti halnya mika kaca helm yang baru kena kotoran, eh malah langsung diseka tangan. Alhasil bukannya jadi tambah mengkilap, tapi jadi lebih buram hingga sulit kembali bening seperti semula.

“Memang buat yang kurang paham biasanya dalam keadaan kotor mika langsung diseka kain tanpa bantuan siraman air. Bahkan ada yang sengaja mengandalkan cairan pembersih produk instan. Padahal perlakuan untuk membersihkannya tetap sama,” jelas Zaen Martin yang buka lapak stiker dan variasi gaul di Jl. Pakubuwono dan Petukangan, Jakarta Selatan.


Misalkan kaca helm dari mika, kata Zaen baiknya sih gunakan cairan pembersih berbahan kimia ringan (gbr. 1). Bisa pakai sampo rambut, sabun bayi atau cairan pembersih khusus yang semuanya bisa dicampur air hangat untuk mempercepat proses penghancur kotoran.

Sebaliknya jika pakai cairan khusus dengan kandungan kimia keras yang kerap dikonsumsi cairan pembersih kaca atau perabot rumah tangga. Meksi tetap bersih, ada kemungkinan memperburuk permukaan mika (retak-retak). Hal ini tak ubahnya helm sering di taruh di bawah terik matahari. “Sebab mika helm bukan kaca rumah yang sering kena jamur hingga perlu pakai pemusnah khusus,” lanjut Zaen Martin.

Jadi, biar tetap cemerlang, saat kena kotoran usahakan mika jangan langsung diseka kain. Sekali lagi jangan, meski sudah didukung cairan khusus. Guyur atau basahi dulu pakai air bersih. Lalu campurkan air hangat dan sampo untuk kemudian dioleskan ke mika dengan bantuan kuas halus sampai semua rata (gbr. 2).

Setelah air sampo aktif bekerja, baru deh diguyur lagi pakai air bersih. Nah, begitu tampak sudah tidak ada kotoran lagi, baru dilap pakai kain bersih untuk kembali kinclong. Ingat, usahankan pilih kain berpori-pori halus.

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Kris Julianto
Fotografer : M. David Srihanoko

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Saturday, March 01, 2008 | Permalink | 0 comments