Saturday, March 01, 2008
Cuci Mika Kaca Helm
Sering berkendara kala hujan, mika kaca helm sudah pasti jadi lebih cepat kotor. Belum lagi mika spidometer dan lampu yang juga ikut dapat bagian kecipratan sisa air hujan bercampur debu. Jika tidak segera dibersihkan, bukan cuma enggak sedap dipandang, tapi juga mengganggu.
Hanya saja masalahnya, para pengguna motor kerap salah paham saat melakukan proses pembersihan. Seperti halnya mika kaca helm yang baru kena kotoran, eh malah langsung diseka tangan. Alhasil bukannya jadi tambah mengkilap, tapi jadi lebih buram hingga sulit kembali bening seperti semula.
“Memang buat yang kurang paham biasanya dalam keadaan kotor mika langsung diseka kain tanpa bantuan siraman air. Bahkan ada yang sengaja mengandalkan cairan pembersih produk instan. Padahal perlakuan untuk membersihkannya tetap sama,” jelas Zaen Martin yang buka lapak stiker dan variasi gaul di Jl. Pakubuwono dan Petukangan, Jakarta Selatan.
Misalkan kaca helm dari mika, kata Zaen baiknya sih gunakan cairan pembersih berbahan kimia ringan (gbr. 1). Bisa pakai sampo rambut, sabun bayi atau cairan pembersih khusus yang semuanya bisa dicampur air hangat untuk mempercepat proses penghancur kotoran.
Sebaliknya jika pakai cairan khusus dengan kandungan kimia keras yang kerap dikonsumsi cairan pembersih kaca atau perabot rumah tangga. Meksi tetap bersih, ada kemungkinan memperburuk permukaan mika (retak-retak). Hal ini tak ubahnya helm sering di taruh di bawah terik matahari. “Sebab mika helm bukan kaca rumah yang sering kena jamur hingga perlu pakai pemusnah khusus,” lanjut Zaen Martin.
Jadi, biar tetap cemerlang, saat kena kotoran usahakan mika jangan langsung diseka kain. Sekali lagi jangan, meski sudah didukung cairan khusus. Guyur atau basahi dulu pakai air bersih. Lalu campurkan air hangat dan sampo untuk kemudian dioleskan ke mika dengan bantuan kuas halus sampai semua rata (gbr. 2).
Setelah air sampo aktif bekerja, baru deh diguyur lagi pakai air bersih. Nah, begitu tampak sudah tidak ada kotoran lagi, baru dilap pakai kain bersih untuk kembali kinclong. Ingat, usahankan pilih kain berpori-pori halus.
Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Kris Julianto
Fotografer : M. David Srihanoko
Hanya saja masalahnya, para pengguna motor kerap salah paham saat melakukan proses pembersihan. Seperti halnya mika kaca helm yang baru kena kotoran, eh malah langsung diseka tangan. Alhasil bukannya jadi tambah mengkilap, tapi jadi lebih buram hingga sulit kembali bening seperti semula.
“Memang buat yang kurang paham biasanya dalam keadaan kotor mika langsung diseka kain tanpa bantuan siraman air. Bahkan ada yang sengaja mengandalkan cairan pembersih produk instan. Padahal perlakuan untuk membersihkannya tetap sama,” jelas Zaen Martin yang buka lapak stiker dan variasi gaul di Jl. Pakubuwono dan Petukangan, Jakarta Selatan.
Misalkan kaca helm dari mika, kata Zaen baiknya sih gunakan cairan pembersih berbahan kimia ringan (gbr. 1). Bisa pakai sampo rambut, sabun bayi atau cairan pembersih khusus yang semuanya bisa dicampur air hangat untuk mempercepat proses penghancur kotoran.
Sebaliknya jika pakai cairan khusus dengan kandungan kimia keras yang kerap dikonsumsi cairan pembersih kaca atau perabot rumah tangga. Meksi tetap bersih, ada kemungkinan memperburuk permukaan mika (retak-retak). Hal ini tak ubahnya helm sering di taruh di bawah terik matahari. “Sebab mika helm bukan kaca rumah yang sering kena jamur hingga perlu pakai pemusnah khusus,” lanjut Zaen Martin.
Jadi, biar tetap cemerlang, saat kena kotoran usahakan mika jangan langsung diseka kain. Sekali lagi jangan, meski sudah didukung cairan khusus. Guyur atau basahi dulu pakai air bersih. Lalu campurkan air hangat dan sampo untuk kemudian dioleskan ke mika dengan bantuan kuas halus sampai semua rata (gbr. 2).
Setelah air sampo aktif bekerja, baru deh diguyur lagi pakai air bersih. Nah, begitu tampak sudah tidak ada kotoran lagi, baru dilap pakai kain bersih untuk kembali kinclong. Ingat, usahankan pilih kain berpori-pori halus.
Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Kris Julianto
Fotografer : M. David Srihanoko
Labels: Tips Perawatan Motor