Google


...Hadiri Kopdar rutin TRAVIC setiap Jum'at,mulai jam 19.00 di Taman Suropati,Menteng Jakarta Pusat...&....Latihan Futsal Setiap Rabu mulai Jam 19.30-21.00 di Taman Menteng,Jakarta Pusat.....be there...be the real TRAVICERS....

Selamat datang di TRAVIC,Anda pengunjung ke-blog counter

Untuk tampilan terbaik gunakan Mozilla Firefox


Wednesday, December 26, 2007
20 Titik Jalan Rusak Dan Berlobang

Beberapa informasi mengenai lokasi proyek galian dan jalan rusak yang masuk ke TMC, Informasi tersebut di terima dari masyarakat maupun petugas yang ada di lapangan.

Lokasi Proyek Galian
Wilayah Jakarta Selatan
1. JL BUNCIT RAYA MAMPANG ARAH SELATAN, Galian PLN
2. JL.H NAWI , Galian PAM

Wilayah Jakarta Pusat
1. JL BIAK, Galian Saluran Air

Wilayah Jakarta Timur
1. JLN RAYA CONDET PERBAIKAN SALURAN, Galian PLN


WIlayah Jakarta Barat
1. JLN RING ROAD PURI KEMBANGAN, Galian PLN

Lokasi Jalan rusak dan Berlobang
Wilayah Jakarta Selatan
1. JL.JEND.SUDIRMAN DOBRAK DIKNAS
2. DEPAN PASR CIPUTAT
3. KEMANG BAWAH
4. JL FATMAWATI ARAH CITOS
5. JL.RASUNA SAID DEPAN DEP.KESEHATAN
6. JL RASUNA SAID DEPAN SETIA BUDI BUILDING
7. JL GATOTSUBROTO MENJELANG TL KUNINGAN
DARI TIMUR

Wilayah Jakarta Timur
1. UKI DEPAN HALTE KESELATAN
2. JL.PERINDUSTRIAN HALIM BARU
3. PUTARAN CAWANG DARI BARAT KE ARAH
BARAT..
4. SEBELUM TERMINAL RAMBUTAN
5. JL RAYA MATRAMAN DEPAN POLRES JAKTIM

Wilayah Jakarta Pusat
1.DOBRAK GKBI ARAH UTARA
2. DUKUH ATAS ARAH SELATAN JALUR CEPAT
3. DEPAN GEDUNG BRATA YUDHA SAMPING
TERBUS SENEN

Wilayah Jakarta Utara
1. JL.RAYA CACING DEPAN KBN ARAH CAKUNG
2. POS 3 CILINCING
3. DEKAT SEKOLAHAN JUBILE
4. KODAMAR ARAH TL CEMPAKA PUTIH

Wilayah Jakarta Barat
1. DEPAN WALIKOTA LAMA ARAH TOMANG

Bagi para pengguna jalan yang akan melintas di jalan tersebut di himbau untuk berhati-hati dan waspada.

Sumber TMC (Traffic Management Centre) Dit Lantas PMJ

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Wednesday, December 26, 2007 | Permalink | 0 comments
Saturday, December 15, 2007
Jaket TRAVIC Sudah Bisa Dipesan
Akhirnya contoh jaket TRAVIC sudah tiba di rumah Bro Hari (TR ),dan sudah dibawa pada saat kopdar tanggal 14 Desember 2007.

Berikut tampilan Jaket TRAVIC tampak belakang


Tampak depan


Jadi buat TRAVICERS mulai sekarang sudah boleh melakukan pemesanan langsung melalui bendahara TRAVIC dan sekaligus untuk pembayarannya.

Pembayaran boleh langsung cash ataupun dicicil 3x Rp.50.000,- selama 3 Bulan ,melalui account Bendahara II TRAVIC,Bro Ray (TR 007) :

BCA - 5770114014 a/n RAY SUKMAJAYA

Jaket dapat diambil pada bulan ke 4 (kurang lebih bulan April 2008)

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bendahara TRAVIC.


Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Saturday, December 15, 2007 | Permalink | 0 comments
Tuesday, December 11, 2007
Kaos TRAVIC
Dear TRAVICERS,

Buat yang ingin mendapatkan "Kaos TRAVIC" sudah bisa dipesan mulai sekarang.



Untuk mendapatkan "Kaos TRAVIC"tersebut,bagi yang sudah menjadi anggota TRAVIC cukup dengan membayar Rp.40.000,-.

Dan bagi yang belum terdaftar menjadi anggota TRAVIC juga bisa mendapatkan "Kaos TRAVIC dengan harga Rp.50.000,-

Bagi yang ingin memesan Kaos TRAVIC tersebut dapat menghubungi :

Arya Pranata (TR 016) di 0815-913-0922
Email : travic16@yahoo.com
Ym : travic16

Untuk pembayaran diharapkan langsung melalui Bendahara TRAVIC,Bro Ray (TR 007) & Sis Septie (TR 014),atau melalui transfer ke account TRAVIC:

BCA - 5770114014 a/n RAY SUKMAJAYA.



Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Tuesday, December 11, 2007 | Permalink | 0 comments
Saturday, December 08, 2007
Antara Pertamina, Shell dan Petronas

Penasaran terhadap mutu tiga produsen bahan bakar, MOTOR Plus melakukan komparasi. Yakni pemain lama Pertamina, Shell dan Petronas. Pengetesan dilakukan terhadap bahan bakar yang memiliki nilai oktan sama. Yakni RON 92. Pertamina punya Pertamax, Petronas punya Primax 92 dan Shell ada Super.

Menggunakan bantuan Dynojet milik PT Trimentari Niaga, MOTOR Plus melakukan pengetesan pada motor skubek terbaru milik PT Indomobil Niaga International, Skywave 125. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dilakukan beberapa kali pengetesan. Bagaimana power, torsi dan akselerasi yang didapat dari pengetesan ini. Lihat yuks.

POWER

Terlihat dalam grafik, tenaga maksimun didapat dari Petronas Primax 92, yakni 7,88 dk diputaran mesin 6.490 rpm. Kedua ditempati Shell dengan power maksimum 7,81 dk pada kitiran 6.450 rpm. Paling bawah dihuni Pertamax dengan 7,31 daya kuda pada rpm 6.200 rpm.

Agak unik terlihat di grafik, yakni terjadi penahanan atau penurunan putaran mesin yang tajam setelah mencapai peak power. Shell dan Petronas turun kurang lebih 200 rpm sebelum stabil di tenaga di kisaran 7 dk.

Hal ini tidak terjadi pada Pertamax. Setelah peak power, memang terjadi penurunan tenaga namun dengan putaran mesin relatif sama. Jadi, tidak ada gejala seperti menahan rpm.

Shell dan Petronas relatif stabil pada tenaga 7 dk di putaran mesin 6.500 sampai 8.200 rpm. Bahkan Shell mencapai tenaga lebih tinggi dibanding pesaingnya yakni 7,2 dk di rpm menjelang 8.000.

Secara umum penggunaan Petronas dan Shell motor lebih bertenaga. Perbedaannya bisa mencapai 0,5 dk dibanding Pertamax. Power atau tenaga berbanding dengan boros. Apalagi di tengah kemacetan untuk menyalip butuh tenaga mumpuni. Sekali gas sudah dapat tenaga. Jadi, tidak perlu pelintir gas lebih dalam. Ini yang diprediksi bisa membuat lebih irit.

TORSI
Penggunaan bahan bakar Petronas bisa mencapai torsi tertinggi 6,39 (ft-lbs). Tapi, itu didapat ketika putaran mesin hampir mencapai 6.500 rpm. Sedangkan Shell dicapai pada 6.450 rpm dengan torsi maksimal 6,37 (ft-lbs). Meski Pertamax boleh dibilang paling rendah yaitu 6,20 (ft-lbs), tetapi dilihat dari grafiknya, justru paling stabil.

Pertamax dapat torsi maksimal pada 6.200 rpm. Selain lebih cepat, dari grafik dynotest terlihat penggunaan Pertamax tidak mengalami penurunan drastis setelah mencapai torsi maksimal. Justru Pertamax paling konstan penurunannya. Bahkan, pada 7.000- 7.500 rpm, Pertamax paling bagus dibanding Petronas dan Shell yang justru lebih rendah.

Artinya, kalau dilihat dari grafik secara total, Pertamax paling menguntungkan. Kan penggunaan motor dalam kondisi di jalan paling juga ada di kisaran 6.000-7000 rpm.

AKSELERASI

Demikian pula pada grafik pengetesan akselerasi. Penggunaan Pertamax jauh lebih bagus. Kecepatan 100 km/jam bisa diraih dalam 16 detik. Sementara, Shell dan Petronas baru mencapainya saat lebih dari 19 detik.

Putaran bawah malah bedanya cukup tinggi. Hanya dalam waktu 8 detik, Pertamax sudah mencapai 80 km/jam. Petronas dan Shell baru di kisaran 70 km/jam.

Pertamax baru kalah dalam top-speed. Shell mampu mencapai kecepatan maksimal pada 106,64 km/jam. Sedang Petronas hanya bisa raih 105, 59 km/jam. Top speed Pertamax memang hanya 106,55 km/jam. Tapi, itu diraih dalam waktu tak sampai 20 detik. Kalau kedua bahan bakar lainnya, baru sampai top speed di atas 22 detik.

Reporter : Achmad Suhendra, Sugeng Budiarto
Fotografer : Gusti Bambang I.J., < Dokumentasi >
Sumber : Tabloid Motor Plus

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Saturday, December 08, 2007 | Permalink | 2 comments
Asuransi Motor Tawaran Paket Khusus

Tak seperti pengendara roda empat, pemilik motor belum dilihat sebagai pasar menggiurkan dari sisi asuransi. Bisa dilihat umumnya pengendara motor perorangan cuma ditanggung secara TLO alias Total Loss Only. Jarang sekali pihak asuransi memberikan paket All Risk.

Dari sekian banyak jumlah asuransi, Sinar Mas mengakui memiliki program All Risk untuk kendaraan roda dua. Itupun terbatas pada penggunaan kendaraan grup, bukan per orangan atau pribadi.

“Salah satu alasannya karena faktor risiko kendaraan bermotor roda dua jauh lebih besar dibanding mobil,” jelas Tony Latidjan, General Manager Asuransi Divisi Kendaraan Sinar Mas.


Secara jujur, Tony mengakui bahwa premi motor sangat rendah. Sehingga, secara hitungan bisnis asuransi motor belum cukup menguntungkan jika menggunakan model All Risk secara pribadi.

Ia menilai, selama ini banyak persepsi salah soal paket asuransi. Antara TLO dan All Risk. Ia sedikit menjelaskan. Menurutnya, ada tiga kriteria motor bisa diklaim pada TLO.

“Pertama, hilang. Kedua, hancur akibat kebakaran. Ketiga, motor kecelakaan ditaksir biaya perbaikan lebih dari 75 persen harga motor saat itu. Motor diganti keseluruhan. Biaya penggantiannya dihitung harga pasaran ketika kecelakaan terjadi,” tambah pria ramah ini.

Sedangkan All Risk, lebih luas dari TLO. “Jika komponen motor rusak seperti kaca depan atau spion hilang, asuransi wajib memperbaikinya,” jelas Tony lagi.

Bagaimana kecelakaan menimpa orang. “Tidak ada penggantiannya jika paket TLO atau All Risk. Sebab, yang diasuransi motor saja. Untuk itu, si pengendara perlu menambah paket baru nama personal accident. Kami punya paket itu,” beber pria berkantor di Jl. KH. Fakhruddin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Adira Insurance sebagai salah satu pemain asuransi berpengalaman saat ini tengah menggodok paket asuransi khusus motor. Namanya Motopro. Paket ini merupakan perluasan dari Autocillin yang khusus mobil. Dalam Autocillin memberikan beberapa paket termasuk All Risk.

“Kami tengah mempersiapkannya sehingga belum bisa dipastikan paket apa saja nantinya,” papar Ernita Sari, Corporate Communication Department Head Adira Insurance.

Karena tengah menyiapkan produk baru, saat ini asuransi motor yang sudah ada distop dulu. Sebelumnya Adira cukup akomodatif terhadap kebutuhan bikers. Bahkan mereka pernah menerima asuransi motor modif.

Sedangkan premi pelanggan berbeda tergantung lokasi. “Besarnya tergantung risiko di daerah tersebut,” tutup wanita berkantor di Jl. Menteng Raya, No. 21, Jakarta Pusat.

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Achmad Suhendra, Nurfil Aiman
Fotografer : Isfandiary Mahbub D., Nurfil Aiman

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Saturday, December 08, 2007 | Permalink | 0 comments
Bocoran Motor Baru 2008
Kehadiran varian baru memang semacam kuncian yang digunakan pabrikan untuk menahan penurunan penjualan serta meningkatkan penjualan. Terlihat grafik yang dilansir AISI sejak semester kedua 2007. Selain memang tren penjualan yang umumnya naik di semester itu, kehadiran varian baru, seperti Honda Revo, Yamaha Mio Soul, Yamaha V-ixion, Suzuki Skywave dan Suzuki New Shogun 125 dipercaya turut mendongkrak penjualan.

Persaingan di 2008 bakal makin seru. Seluruh pabrikan siap pasang kuda-kuda. Perang model terbaru bakal digelar. Ancar-ancarnya sekitar akhir triwulan pertama di 2008 atau Maret sudah pasti ada model anyar. Tidak sekadar minor change. Tapi benar-benar baru.

Biar adil mulai dari abjad terdepan nama pabrikan kita coba runut. Honda sudah mengambil ancang-ancang sejak pertengahan 2007. Kabarnya, petinggi AHM sudah sowan ke pabrikan Honda di Thailand. Tentu aja bukan sekadar shopping. Pastinya mengintip model baru.

Line-up terbaru diperkirakan masih didominasi varian bebek. Kapasitasnya mengandalkan 125 cc. Gosipnya lagi mesin tegak. Tidak seperti mesin Supra X 125 yang masih lelap alias tidur. Pada jenis skubek, diperkirakan Honda Cute akan menjaga Vario di sektor skubek murah.


Kawasaki diperkirakan bakal meluncurkan paling tidak 5 varian terbaru. Yang jelas, varian skubek akan diluncurkan. Model terbaru pabrikan berlambang ‘K’ telah dites di jalanan Indonesia. Tinggal menunggu hasil. Berikutnya, bebek berkaki sport mirip Kawasaki Leo dengan konfigurasi mesin 4-tak.


Suzuki mulai mengusung teknologi injeksi di beberapa varian. Sedikitnya ada dua varian injeksi terbaru bakal hadir di 2008. Di bebek dan sport atau mungkin skubek. Kabarnya, motor bebek berkapasitas 125 cc dengan sistem injection ini sedang uji coba di sebuah lokasi. Sedangkan di kelas sport sudah disiapkan dengan kapasitas 150 cc injeksi.


Yamaha agak sulit dideteksi. Tapi, diam-diam juga sudah menyiapkan beberapa varian terbaru. Yakni di kelas skubek dan bebek. Bahkan bebek dengan model canggih, Yamaha Max merupakan lanjutan dari Jupiter MX 135LC. Model ini diperkirakan akan menemui konsumen nasional di pertengahan 2008. Varian skubek juga sudah dipersiapkan. Untuk membantu Mio, model Nouvo Limited siap meluncur jika pasar dirasa benar membutuhkan.

Jadi, siap-siap memilih motor baru di 2008 nanti.

PERANG 250 CC
Menanti sport seperempat liter alias 250 cc jadi sorotan produsen lokal. Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki berlomba meluncurkan jenis mesin 250 cc.

Motor laki 250 cc produsen Jepang di Indonesia mengusung teknologi baru. Honda mengembangkan varian mesin Tiger dan Yamaha inovasi dari Scorpio-Z. Suzuki mengadopsi dari Burgman versi 250 cc. Nah, Kawasaki yang akan betul-betul baru di mesin ini.

MOTOR INDIA IKUT PERANG
Pabrikan India juga akan terus memperkuat line-up produksinya dengan mengeluarkan beberapa varian terbaru. Bajaj direncakan meluncurkan kuda besi kapasitas 125 cc dan 250 cc. Masih mengusung nama Pulsar. Sedangkan TVS dipastikan tahun depan akan merambah kelas sport dengan meluncurkan Apache berkapasitas 160 cc.

Reporter : Achmad Suhendra, Niko Fiandri
Fotografer : Gusti Bambang I.J., < Dokumentasi >
Sumber : Tabloid Motor Plus

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Saturday, December 08, 2007 | Permalink | 0 comments
Friday, December 07, 2007
Jaket TRAVIC edisi ke II
Berdasarkan hasil polling TRAVICERS beberapa waktu yang lalu,mengenai polling Jaket TRAVIC edisi ke II,yang paling banyak dipilih adalah design no.2 yang mengumpulkan suara sebanyak 70%.



Dan design tersebut juga telah ke dibawa ke Bandung untuk dikerjakan disana.
Berikut detail mengenai harga,jenis bahan dan cara pembayarannya :


Harga = Rp.150.000,-
Bahan = Gortex Lokal

Pembayaran boleh langsung cash ataupun dicicil 3x Rp.50.000,- selama 3 Bulan ,melalui account Bendahara II TRAVIC,Bro Ray (TR 007) :

BCA - 5770114014 a/n RAY SUKMAJAYA

Jaket dapat diambil pada bulan ke 4 (kurang lebih bulan April 2008)

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bendahara TRAVIC.





Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Friday, December 07, 2007 | Permalink | 0 comments
Monday, December 03, 2007
Visor Helm Jernih dan Tidak Memecah Cahaya

Problem kaca helm alias visor gak cuma buram atau baret. Lebih parah lagi, bisa mempengaruhi kesehatan mata. Karena bentuknya melengkung, visor jelek bikin pandangan mata sehat jadi tak normal. Visor abal-abal bersifat kayak kacamata minus atau plus.

Paling gampang beli visor helm bermerek internasional. Visor ini terbuat dari polycarbonate dengan perekat berbahan dasar silikon. Jadi, tahan terhadap udara dan air. Selain itu, biasanya, dilengkapi teknologi anti-gores, anti-kabut (anti-fog) dan anti-silau. Masalahnya visor begini juga ‘anti-dompet’ alias mahal. Jika pun mampu membeli, belum tentu kaca itu cocok dengan helm sobat.

Sebenarnya produsen helm nasional pun bikin kaca helm yang dijual per part. Biasanya udah sesuai Standar Nasional Indonesia disingkat SNI. Seperti diakui Johanes dari PT Dinaheti Motor Industry (DMI), produsen helm INK dan MDS. “Tapi, kadang ada yang ngaku-ngaku sesuai SNI meski kualitasnya abal-abal,” bilang Johanes.

Kalo gitu, menurut Johanes, beli visor helm kudu pake siasat. Pertama, cek kejernihannya. Sebaiknya tidak memilih warna gelap. Sebab, akan mengurai pandangan jika dipakai malam. “Pengujiannya, coba pandang tanpa visor. Lalu coba lagi dengan kaca. Visor bagus tidak membuat pandangan buram. Objek yang dilihat tidak mengecil, membesar atau miring,” ungkap direktur marketing PT DMI itu lagi.

Johanes juga mewanti agar menguji tingkat pendarnya terhadap cahaya. Sebab, menurutnya, visor abal-abal akan memecahkan sinar jika mendapat cahaya dari depan. Ini bisa membuat kita buta sesaat jika mendap

ATASI UAP DI VISOR

Kaca helm bagus pun bisa bermasalah Terjadi jika dipake di cuaca dingin atau hujan. Biasanya muncul kabut akibat beda suhu. Udara dingin di luar beradu udara panas nafas kita di dalam helm membuat lapisan kabut di visor.


Sebenarnya banyak teknologi menghidari kabut helm. Standarnya, helm ada nose deflector untuk mengarahkan embusan nafas ke bawah. Lalu, ‘helm mahal’ seperti Arai dan Shoei, menyediakan visor khusus untuk hujan. Kaca helm ini lebih lebar sampai menutupi ‘jidat’ helm. Dengan begitu, kucuran air tidak masuk. Mereka juga membuat saluran udara di kaca agar udara luar bisa masuk. Ini berguna untuk menyamakan suhu di luar dan di dalam.

Namun jika helm sampeyan tidak seperti itu, ada trik agar tidak berkabut. “Cukup buka sedikit kaca. Dengan masuknya udara, suhu luar dan dalam segera sama. Hilanglah kabut,” saran Johanes.

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Aries L. Susanto
Fotografer : Gusti Bambang I.J.

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Monday, December 03, 2007 | Permalink | 0 comments
Berat dan Desain Helm Bukan Perkara Sepele

Topik ikhwal helm memang nggak pernah kering. Mulai kesaradaran bikers yang masih rendah sampai keterangan medis pentingnya helm berserta seluk beluknya. Kali ini kita bahas tema soal berat dan desain helm.

Kedua sisi ini nggak kalah penting dengan kekuatan helm yang baik. “Makanya, bulan Februari 2008, SK Menteri Perindustrian akan terbit terkait dengan helm standar,” tegas Dirjen Perhubungan Darat, Dephub, Iskandar Abubakar.

Menurutnya, saat ini, pihak terkait yakni Perindustrian, Perhubungan, Kepolisian dan Lembaga Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menggodok kriteria helm recommended itu.

Konstruksi yang dibolehkan BSN sudah memerinci lebih lanjut. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 mm diukur dari puncak helm ke bidang utama (BU). BU yakni bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan dan bagian bawah dari dudukan bola mata.

Lebih jauh dibahas juga keliling lingkar bagian dalam. Untuk ukuran ukuran S, antara 500-540 mm, M berukuran 540-580 mm, L antara 580-620 dan XL lebih dari 620 mm.

Peredam benturan terdiri dari pelapis peredam kejut dengan ketebalan minimal 10 mm. Menurut Iskandar lagi, lebar sudut pandang helm sekurangnya 1050 pada tiap sisi. Ini bertujuan agar pandangan visibility pengendara lebih terbuka dan mampu melihat kondisi sekitarnya dengan lebih leluasa.

Untuk berat helm sendiri, pada helm full face berat maksimal 1.500 gram. Khusus bagian berat helm tadi, pakar medis khususnya dari kedokteran komunitas sangat concern karena berkaitan dengan terganggunya fisiologi tubuh.

Unsur pemerintahan, pemerhati bikers juga pakar medis makin dalam lagi merencanakan peraturan ketat berkenaan dengan helm ini. Desain yang tak boleh berat ke belakang, bersirkulasi udara baik sampai tali helm ramai diperbincangkan.

Dasarnya adalah melindungi bagian sensitif otak manusia. Bagian batang otak, otak kecil misalnya, adalah tempat semua ingatan seseorang tersimpan. Kalau kena impact akibat helm tidak memenuhi standar, ingatannya akan hilang selamanya atau non-permanen.

“Telinga yang tak terlindungi, sebagai contoh lain, akan membuat manusia kehilangan keseimbangan jika kena benturan keras. Ia bisa limbung seumur hidup dan tak bisa berdiri tegak,” wanti dr. Aviandy Sukarto Msc, SpKP, yang mendalami community medicine sampai S2.

Selain itu, desain helm harus kuat ketika berada dalam kepala. Desain tali tidak perlu dilengkapi penutup dagu. Tali pengikat mesti memiliki lebar minimal 20 mm.

KRITERIA TAMBAHAN

* Sirkulasi udara ke bagian wajah agar oksigen cukup memasok paru-paru hingga tetap bugar dan tidak mengantuk.
* Lubang angin diperlukan agar suara luar tetap masuk hingga yang bersangkutan tahu lingkungan sekitar.
* Leher bagian belakang nggak boleh terlalu tertutup untuk kenyamanan pengendara dan fleksibilitas.


Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Achmad Suhendra, Isfandiary Mahbub D.
Fotografer : < Dokumentasi >

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Monday, December 03, 2007 | Permalink | 0 comments
Ukuran Helm Sesuaikan Lingkar Kepala

Beli pelindung kelapa, eh kepala jangan sembarang! Bukan cuma soal kualitas bahan batok alias shell-nya doang. Tapi, soal ukuran juga. Karena kalau salah pakai ukuran, tentu jadi gak nyaman. Konsentrasi hilang, eh gedubrak.

Kalau gak mau kayak gitu, maka pastikan ukuran kepala sesuai ukuran helm yang dibeli. Caranya, ya lihat ukuran helm. Maksudnya, di helm kan ada tanda ukuran. Mulai dari pakai huruf (S, M, L, XL) hingga yang pakai ukuran sentimeter. Misal, 57-58 cm.


“Semua tanda itu, buat guide ke konsumen. Karena rata-rata atau ukuran normal kepala manusia seperti itu,” ujar Agus Herman, pemilik Juragan Helm yang juga buka website di www.JuraganHelm.com.

Nah, sebagai patokan ini ukurannya. Buat ukuran 55-56 cm (S), 57-58 cm (M), 59-60 cm (L), 61-62 cm (XL). Ukuran itu, diambil dari lingkar kepala. Ya, dari tengah kening, memutar ke belakang dan kembali ke kening lagi. Namun menurut juragan helm yang juga mantan ketua klub Honda CBR150 ini, perbedaan muncul di kontur kepala.


“Ini yang kadang jadi masalah. Soalnya tidak semua kontur kepala sama. Kadang ada yang, maaf, kepalanya panjul atau denggol. Untuk itu, penting konsumen mencobanya langsung,” saran Agus yang mukim di Semanan, Cengkareng, Jakarta Barat.

Karena menurut Agus, terkadang tiap helm punya bentuk berbeda di bagian shell atau kerangka. Misal seperti Nolan, INK ataupun Arai dan Shoei yang punya shell model bulat. Sarannya buat yang punya kepala atau pipi lebih tirus, pakai helm punya rangka serupa.

Balik lagi ke soal ukuran. Umumnya, ukuran helm itu hanya berbeda tebal-tipisnya busa atau padding atawa linner helm aja. “Tapi, untuk beberapa helm kelas atas, ada juga yang punya perbedaan di ukuran kerangka atau shell,” bilang pria ramah yang nggak cuma pasarkan helm impor, tapi juga lokal macam INK dan NHK.

Yuk ukur!

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Aries L. Susanto
Fotografer : Gusti Bambang I.J.

Labels:


Baca selengkapnya!  
posted by TRAVIC at Monday, December 03, 2007 | Permalink | 0 comments