Google


...Hadiri Kopdar rutin TRAVIC setiap Jum'at,mulai jam 19.00 di Taman Suropati,Menteng Jakarta Pusat...&....Latihan Futsal Setiap Rabu mulai Jam 19.30-21.00 di Taman Menteng,Jakarta Pusat.....be there...be the real TRAVICERS....

Selamat datang di TRAVIC,Anda pengunjung ke-blog counter

Untuk tampilan terbaik gunakan Mozilla Firefox


Monday, December 03, 2007
Visor Helm Jernih dan Tidak Memecah Cahaya

Problem kaca helm alias visor gak cuma buram atau baret. Lebih parah lagi, bisa mempengaruhi kesehatan mata. Karena bentuknya melengkung, visor jelek bikin pandangan mata sehat jadi tak normal. Visor abal-abal bersifat kayak kacamata minus atau plus.

Paling gampang beli visor helm bermerek internasional. Visor ini terbuat dari polycarbonate dengan perekat berbahan dasar silikon. Jadi, tahan terhadap udara dan air. Selain itu, biasanya, dilengkapi teknologi anti-gores, anti-kabut (anti-fog) dan anti-silau. Masalahnya visor begini juga ‘anti-dompet’ alias mahal. Jika pun mampu membeli, belum tentu kaca itu cocok dengan helm sobat.

Sebenarnya produsen helm nasional pun bikin kaca helm yang dijual per part. Biasanya udah sesuai Standar Nasional Indonesia disingkat SNI. Seperti diakui Johanes dari PT Dinaheti Motor Industry (DMI), produsen helm INK dan MDS. “Tapi, kadang ada yang ngaku-ngaku sesuai SNI meski kualitasnya abal-abal,” bilang Johanes.

Kalo gitu, menurut Johanes, beli visor helm kudu pake siasat. Pertama, cek kejernihannya. Sebaiknya tidak memilih warna gelap. Sebab, akan mengurai pandangan jika dipakai malam. “Pengujiannya, coba pandang tanpa visor. Lalu coba lagi dengan kaca. Visor bagus tidak membuat pandangan buram. Objek yang dilihat tidak mengecil, membesar atau miring,” ungkap direktur marketing PT DMI itu lagi.

Johanes juga mewanti agar menguji tingkat pendarnya terhadap cahaya. Sebab, menurutnya, visor abal-abal akan memecahkan sinar jika mendapat cahaya dari depan. Ini bisa membuat kita buta sesaat jika mendap

ATASI UAP DI VISOR

Kaca helm bagus pun bisa bermasalah Terjadi jika dipake di cuaca dingin atau hujan. Biasanya muncul kabut akibat beda suhu. Udara dingin di luar beradu udara panas nafas kita di dalam helm membuat lapisan kabut di visor.


Sebenarnya banyak teknologi menghidari kabut helm. Standarnya, helm ada nose deflector untuk mengarahkan embusan nafas ke bawah. Lalu, ‘helm mahal’ seperti Arai dan Shoei, menyediakan visor khusus untuk hujan. Kaca helm ini lebih lebar sampai menutupi ‘jidat’ helm. Dengan begitu, kucuran air tidak masuk. Mereka juga membuat saluran udara di kaca agar udara luar bisa masuk. Ini berguna untuk menyamakan suhu di luar dan di dalam.

Namun jika helm sampeyan tidak seperti itu, ada trik agar tidak berkabut. “Cukup buka sedikit kaca. Dengan masuknya udara, suhu luar dan dalam segera sama. Hilanglah kabut,” saran Johanes.

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Aries L. Susanto
Fotografer : Gusti Bambang I.J.

Labels:

 
posted by TRAVIC at Monday, December 03, 2007 | Permalink |


0 Comments: