Google


...Hadiri Kopdar rutin TRAVIC setiap Jum'at,mulai jam 19.00 di Taman Suropati,Menteng Jakarta Pusat...&....Latihan Futsal Setiap Rabu mulai Jam 19.30-21.00 di Taman Menteng,Jakarta Pusat.....be there...be the real TRAVICERS....

Selamat datang di TRAVIC,Anda pengunjung ke-blog counter

Untuk tampilan terbaik gunakan Mozilla Firefox


Saturday, November 10, 2007
Sebab Ban Pecah Selain Paku

Ban pecah atau bocor sudah pasti sering dialami pengendara. Tapi, banyak yang berpikiran cuma paku yang jadi penyebabnya. Padahal nggak gitu, Bro. Ada banyak alasan yang bikin ban dalam bocor atau pecah tiba-tiba. Enggak ada angin nggak ada hujan, nggak ada paku, baut bahkan tusuk gigi sekalipun, tiba-tiba cusss...kempes, deh.

Menurut Agung Yulianto, Product Design PT Suryaraya Rubberindo Industries, produsen ban FDR, ada beberapa faktor yang menyebabkan ban bisa gemboz mendadak. “Ada yang disebabkan akibat pemasangan ban kurang benar. Juga karena faktor penggunaan,” terang Agung.

Jika posisi ban dalam enggak rata atau ada bagian yang terlipat, maka saat diisi angin akan terjepit tuh ban dalam. “Ditambah gesekan sama ban luar yang ngejepit, maka akan membuat ban jadi bocor atau pecah,” terangnya.

Faktor berikutnya soal kerapian karet penutup ujung jari-jari. Kalau sampai ada ujung jari-jari yang lepas tidak tertutup rapat sama karet, bisa juga bikin ban dalam bocor. Bisa juga karena benturan keras saat melewati lubang di jalan. Kerikil atau batu kecil yang menembus ban luar dpat juga membuat ban dalam bocor. Cusss..

Soal elastisitas karet ban juga ikut berpengaruh. Kalau sudah terlalu lama akan rentan saat terjadi perubahan panas drastis. Misal, saat dibawa ngebut, sering brake dan akselerasi. “Itu akan membuat panas tidak stabil. Kalau karet sudah jelek, pasti akan bermasalah juga di ban dalam,” jelasnya.

Em-plus alami sendiri hal itu saat turing ke Anyer. Tiba-tiba ban kempes, padahal enggak ada paku. Taunya, ada bagian yang bocor karena usia pakai sudah lewat. Saat suhu panas drastis berubah, ban dalam enggak kuat kena gesekan dengan sisi pinggir ban luar. Bocor deh di sisi pinggir.

Nggak kalah penting lagi adalah tekanan angin. “Kalau angin kurang, maka potensi gesekan ban dalam sangat besar. Itu salah satu penyebab ban dalam bermasalah. Demikian juga kalau terlalu keras. Saat kena benturan keras mendadak sementara usia pakai ban dalam sudah lewat, bisa pecah tuh. Makanya, sesuaikan angin pada ukuran ideal. Rentangnya antara 28-30 Psi, lah,” ingat Agung lagi.

UNTUNG RUGI TUBELESS DAN BAN DALAM
Maraknya pelek racing juga diikuti virus ban tubeless di motor Tentu ada untung dan ruginya juga. Masih menurut Agung Yulianto, jenis tubeless untuk motor memang lebih berorientasi pada aspek praktis dan ukuran.

Selain praktis, tubeless juga cukup safety karena saat ban bocor tidak langsung kempes abiz layaknya ban dalam. Jadi, ketika motor digeber dan mendadak kempes, tidak langsung jungkir balik.

Kelemahannya, ban tubeless lebih keras dibanding model ban dalam. Sehingga, saat sering terjadi benturan secara drastis, efeknya akan lebih parah dibanding ban dalam. “Kan dampaknya tidak hanya ke ban tapi ke pelek, sok dan lainnya. Makanya, kurang cocok jika untuk jalan yang kurang bagus. Buktinya, motocross justru lebih bagus pake ban dalam kan?,” analisis Agung.

So, untuk motor yang sering lahap jalur menantang dan kurang rata, mending berpikir dua kali untuk aplikasi ban tubeless. Paling enak dan pas memang untuk jalan di perkotaan.

Kelemahan lain, ban tubeless tidak direkomendasi jika sudah banyak tambalannya. Meski masih bagus, tetap harus ganti. Karena sudah tidak rata dan bisa bikin roda bergoyang saat dibawa jalan. Sementara model ban dalam lebih ekonomis. Karena, asal ban masih dalam kondisi bagus masa pakai masih bisa, ya tidak ada masalah meski sudah beberapa kali ganti ban dalam.

Iya. David, mat kodak MOTOR Plus ngerasain langsung saat redaksi turing bareng ke Anyer. Doi merasaban kurang enak ketika diajak berlari kanecang. Padahal ban tubeless-nya baru ada satu tambalan. Tapi benjolan sisa tambalan belum dipotong. “Sedikit geol-geol dan kurang nyaman,” cerita David saat rapat redaksi di pinggir pantai Anyer.

TAMBAL BAN TUBELESS
Paling repot jika ban tubeles bocor terlalu besar. Atau berkali-kali bocor pada lubang yang sama. Biasanya, tukang tambal ban menyarankan pakai ban dalam. Jangan langsung dituruti, Bro! Itu trik akal-akalan tukang tambal ban supaya ban dalam jualannya laku.

Tiru Wahidin dari Anggrek Custom. Katanya ban tubeless bocor berkali-kali dilubang sama masih bisa ditambal lagi. Caranya bukan dari luar. “Tapi dari dalam. Tentu ban dibuka dulu dari pelek,” jelas Wahidin dari bengkelnya di bilangan Cileduk, Batas Kreo, Tangerang.

Caranya pertama tetap ditambal dulu dari luar (gbr. 1). Kemudian disusul dari dalam. Tapi, yang dipakai untuk menambal adalah Tip Top. Sebelum ditempel, terlebih dahulu ratakan dahulu bekas tambalan di dalam. Baru deh diolesi lem. Begitu juga Tip Top yang mesti dioles lem juga. Baru deh ditempel (gbr. 2). Rebes!


Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Sugeng Budiarto
Fotografer : Heri Riswanto, Endro Suryono

Labels:

 
posted by TRAVIC at Saturday, November 10, 2007 | Permalink |


0 Comments: