Google


...Hadiri Kopdar rutin TRAVIC setiap Jum'at,mulai jam 19.00 di Taman Suropati,Menteng Jakarta Pusat...&....Latihan Futsal Setiap Rabu mulai Jam 19.30-21.00 di Taman Menteng,Jakarta Pusat.....be there...be the real TRAVICERS....

Selamat datang di TRAVIC,Anda pengunjung ke-blog counter

Untuk tampilan terbaik gunakan Mozilla Firefox


Thursday, January 10, 2008
Awam Deteksi Sokbreker Perhatikan Rebound

Menentukan sokbreker masih bagus atau sudah rusak memang sulit. Termasuk memilih sok bekas di loakan. Secara kasat mata masih berfungsi, tapi begitu lewat jalan rusak dirasakan guncangan naik-turun seperti tidak ada redaman. Apakah ini yang namanya sok ancur?

“Simplenya lihat dari rebound sok itu sendiri,” ujar Benny Rachmawan, dari Mitra2000 yang bermarkas di kawasan Lodan, Ancol, Jakarta Utara. Cara yang ditawarkan Benny, bisa dilakukan tanpa harus memasang sokdi motor.

Dalam keadaan terlepas dari per sok, tekan batang atau as dengan tangan. “Jika proses baliknya lama, itu artinya sudah mati. Begitu juga jika baliknya as sokterlalu cepat, itu juga tidak bagus,” jelas Benny yang juga distributor sok merek YSS ini.

Menurutnya, lama atau cepatnya rebound sok tergantung dari dua hal. Pertama, sirkulasi. Kedua, kualitas oli yang dipakai. Jika sirkulasi oli tidak bagus, maka pelumas tak mampu memompa batang as untuk naik ke atas.



Sama seperti kualitas oli. Jika mutu rendah, maka oli tidak bekerja maksimal. Apalagi jika kekentalan alias viskositas yang dipakai tidak sesuai.

Benny juga menyuruh sobat waspada terhadap sok suntikan. “Ini biasanya terjadi pada soksuntikan. Karena untuk menyuntik oli baru, harus melubangi bagian tertentu,” ulasnya. Karena ada bagian yang dilubangi dan ditutup kembali, tentu mempengaruhi sirkulasi. Sok model ini, biasanya nggak punya umur panjang.

MODEL AS SOKBREKER

Bicara model batang as, ada dua tipe yang biasa ditawarkan produsen. Pertama, model long stroke alias as panjang. Kedua, model as pendek. Sokmodel panjang lebih ditujukan buat pemakaian medan jelek dan penuh handicap.

Sebaliknya, sokmodel pendek lebih buat jalan yang mulus dan jarang handicap. Itu karena sokpanjang harus mampu meredam maksimal handicap yang dilalui. Misal, lubang atau jumpingan.

Selain dari rebound, sebenarnya ada lagi panduan yang bisa lihat secara kasat mata tanpa menyentuh sok. Yaitu, perhatikan kerapatan spring alias per. Buat menggabungkan kinerja model panjang dan pendek, digunakan per model dobel aksi.

Maksudnya, kerapatan per tidak sama antar tiap bagian. Misal dari bawah rendah, lalu merapat ke bagian atas. “Per model ini akrab disebut progresive spring,” bilang pria gemuk itu lagi.

Begitunya, per yang lebih rapat lebih dulu meredam entakan jika melalui handicap macam lubang. Setelah itu, entakan baru diredam lagi oleh per yang berulir renggang. Saran Benny lagi, baiknya ketika membeli, tanyakan juga soal garansi. Bisa dong?

Sumber : Tabloid Motor Plus
Reporter : Eka Budhiansyah
Fotografer : M. David Srihanoko


Labels:

 
posted by TRAVIC at Thursday, January 10, 2008 | Permalink |


0 Comments: