Google


...Hadiri Kopdar rutin TRAVIC setiap Jum'at,mulai jam 19.00 di Taman Suropati,Menteng Jakarta Pusat...&....Latihan Futsal Setiap Rabu mulai Jam 19.30-21.00 di Taman Menteng,Jakarta Pusat.....be there...be the real TRAVICERS....

Selamat datang di TRAVIC,Anda pengunjung ke-blog counter

Untuk tampilan terbaik gunakan Mozilla Firefox


Saturday, January 05, 2008
Pak Budi - Penambal Ban Keliling

Pernahkah TRAVICERS mengalami bocor ban ditengah jalan? Yang mengharuskan kita dorong motor kita sampai ketempat tambal ban terdekat jika ada.

Bagaimana jika tidak ada?

Orang seperti Pak Budi ini salah satu contoh dari sekain banyak penambal ban keliling yang ada di seputaran Jakarta bagai Malaikat penyelamat kita,sehingga kita tidak perlu capek-capek untuk mendorong motor kita.

Dengan mengendarai sepeda BMX tuanya yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menunjang profesinya dengan menambah box yang terbuat dari papan bekas bertengger kokoh dibelakang dudukan sepedanya.

Pak Budi yang dilahirkan di Surabaya,Jawa Timur 54 tahun silam,sudah melakoni profesinya sebagai penambal ban keliling di Jakarta sejak tahun 1969 setelah lulus SMP.
Dan sekarang dia sudah mempunyai seorang istri dan seorang anak perempuan yang berusia 16 tahun.

Pak Budi yang memulai aktivitasnya dari rumahnya dikawasan Cipinang,Jakarta Timur sejak pagi buta hingga tengah malam tiba.
Daerah operasinya lebih banyak dihabiskan dikawasan Jakarta Pusat,seperti daerah Kramata Raya,Kwitang,Pejambon,Medan Merdeka,Juanda,Gunung Sahari,Pasar Baru,Lapangan Banteng,Tugu Tani dan sekitarnya.

Dengan menggunakan sepeda BMX tuanya dia mengelilingi kawasan-kawasan tersebut untuk membantu para pengendara motor ataupun mobil yang mengalami bocor ban.
Walaupun dengan peralatan-peralatan yang sangat sederhana,misalnya hanya dengan berbekal pompa tangan tak menyurutkan semangat hidupnya untuk mendapatkan rezeki yang halal.

Walaupun boleh dibilang penambal ban mencari rezeki dari kesusuhan orang lain,tapi Pak Budi mempunyai prinsip yang boleh ditiru oleh para penambal ban lain.
Dimana dia tidak mematok harga yang pas,yang penting dia tidak rugi dan konsumen juga tidak merasa dirugikan alias harga yang wajar-wajar saja.

Misalnya jika bocornya ada 5 lubang,namun dia tidak pernah meminta pelanggannya membayar harganya diakumulasi per lubang.Begitu juga bagi pelanggan yang mempunyai uang pas-pasan dia terima seadanya juga tidak apa-apa yang penting dia ikhlas membantu,toh rezeki juga ada yang mengatur dia hanya berusaha menjalani hidupnya saja.

Dia juga bercerita banyak tentang banyaknya penambal ban nakal yang mencari keuntungan dari kesusahan orang lain.Misalnya dalam melakukan penambalan sengaja menggores ban dalam hingga sobek sehingga mengharuskan pelanggan membeli ban dalam baru dengan harga yang mahal dari harga toko tentunya.
Belum lagi mereka sengaja menebarkan paku dijalanan yang akhir-akhir ini marak terjadi hampir di seluruh jalanan di Jakarta.
Dan ini sedikit banyak mencoreng citra para penambal ban seperti mereka.

Selain sebagai penambal ban Pak Budi juga bisa membantu permasalahan teknis yang dialami oleh motor dan mobil,seperti mogok,rantai putus dan lain-lain.

Walaupun hidup pas-pasan tapi tidak membuatnya mencari rezeki dengan cara-cara yang tidak halal.Semoga kita semua bisa belajar dari prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Pak Budi hingga hari ini.
Dan Semoga masih banyak lagi penambal ban seperti Pak Budi.

Itulah sedikit banyak sosok dari Pak Budi yang saya wawancarai sebelum saya berangkat kopdar 04 Januari 2008 jam 19.15 didepan Kantor Departement Agama,Lapangan Banteng,Jakarta Pusat.

Labels:

 
posted by TRAVIC at Saturday, January 05, 2008 | Permalink |


0 Comments: